Pilkada Mabar dan ‘Benalu Politik’

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Pilkada Mabar dan ‘Benalu Politik’

Admin
Monday, October 21, 2019



Pilkada Mabar dan ‘Benalu Politik’

Oleh: Silvester Joni

Kita perlu mencurigai setiap drama politik yang tersaji di panggung depan politik kita. Mengapa? Selalu ada gap atau disparitas perihal motif dan intensi antara apa yang ditampilkan dengan apa yang tersembunyi di panggung belakang. Penampilan para aktor di panggung depan sudah 'didesain dan dikemas' sesuai dengan maksud tersembunyi dari sang sutradara atau penulis skenario. Aksi dan tampilan mereka penuh dengan rekayasa dan kepura-puraan.

Dari penjelasan serba ringkas ini, maka kita perlu menggeledah dan mewaspadai pergerakan setiap kandidat bupati dan wakil bupati beserta para pendukung fanatik mereka. Tesis dasar kita adalah tidak semua figur yang tampil itu memiliki intensi, motivasi, dan niat yang baik. Ada yang coba bersandiwara seolah-olah dia adalah 'figur hebat' yang sudah mendapat dukungan luas dari publik Mabar.

Padahal, dirinya sedang 'beracting' agar publik memberikan mandat politik dalam kontestasi Pilkada. Target utamanya adalah meraih 'kursi kekuasaan' demi mengamankan agenda dan interes politik personal dan parsial. Ia coba menggunakan 'jasa kelompok intelektual' untuk membuat semacam 'narasi palsu' tentang kehebatannya.

Figur 'bertabiat benalu' mulai beraksi saat ini. Mereka memanfaatkan Pilkada Mabar sebagai 'kesempatan' untuk membangun citra diri yang tidak otentik. Pilkada Mabar dijadikan 'tumpangan' untuk menggapai ambisi pribadi yang lebih seksi. Mereka 'datang ke Mabar' di musim kontestasi hanya untuk 'memamerkan' kehebatan semu. Sebab siapa pun tahu, keberadaan mereka di tanah wisata ini, tidak mengakar.

Tentu, terlalu berat 'risikonya' jika figur bermental parasit menguasai panggung politik lokal kita. Karena itu, publik mesti cerdas dan kreatif membaca 'gelagat politik' dari kelompok yang dicurigai sebagai parasit demokrasi (lokal) itu. Kita mesti mengambil sikap politik yang tegas untuk 'tidak memberi ruang dan peluang' bagi benalu politik untuk menumpang di Kabupaten ini.

Kita membutuhkan sosok yang secara total dan dedikatif menata tubuh politik Kabupaten ini ke arah yang lebih menggembirakan. Memang tidak mudah untuk mengidentifikasi figur yang masuk dalam kategori tersebut. Tetapi, setidaknya publik bisa membolak-balik berbagai referensi atau rutin berdiskusi dengan pribadi yang 'tahu banyak' tentang sepak terjang dan track record politik dari beberapa kandidat yang sudah dipasarkan ke forum publik selama ini.*

*Penulis adalah pemerhati masalah sosial-politik, tinggal di Labuan Bajo