'Hortensia Herima': Presiden Literasi Pertama di Mabar (Sebuah Catatan Apresiatif)

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

'Hortensia Herima': Presiden Literasi Pertama di Mabar (Sebuah Catatan Apresiatif)

Admin
Monday, November 11, 2019



'Hortensia Herima': Presiden Literasi Pertama di Mabar
 (Sebuah Catatan Apresiatif)

Oleh: Sil Joni

Setelah sekian lama vakum, akhirnya ‘gerakan menghidupkan spirit literasi’ mulai menggeliat di Mabar. Kru Media Pendidikan Cakrawala (MPC) berhasil ‘memompa’ semangat para guru dan para siswa di beberapa SMA/SMK di kabupaten ini. Pelan tetapi pasti, sejumlah tenaga pengajar yang sudah terinfeksi ‘viru literasi’ ini mulai berani untuk mengkreasi wadah resmi untuk menyalurkan ‘hasrat berliterasi’ bagi para insan muda kita.

Kesan sebagai 'wanita bersahaja' begitu kuat kala bersua pertama kali dengan dirinya. Hortensia Herima memang tampak biasa-biasa saja dan sederhana. Namun, jangan salah sangka. Di balik tampilan yang sederhana dan biasa-biasa itu, ternyata 'mutiara literasi' sangat berkilau dalam dirinya. Berbicara budaya literasi, semangat dan pengorban ibu Osi, demikian sapaan akrabnya, begitu memesona dan menggelora.

Tentu saja kru MPC sebagai agen penggerak literasi di sini, tidak salah membidik ibu Hortensia sebagai 'pimpinan tertinggi' Komunitas Literasi di Kabupaten Mabar. Setidaknya Gusti Richarno dkk telah mengendus semacam 'track record' literatif dan bakat berliterasi dalam tubuh dari ibu kepala sekolah SMKN Lembor selatan ini.

Jabatan 'presiden literasi' memang pantas untuk pribadi sekelas ibu Osi. Pasalnya, di tengah kesibukannya sebagai 'kepala sekolah', ia masih meluangkan waktu untuk mengembangkan 'talenta berliterasi' secara kreatif. Pemberian amanah atau kepercayaan sebagai 'presiden', hemat saya bisa dilihat sebagai satu bentuk pengakuan MPC dan para penggerak literasi Mabar terhadap debut dan performa ibu Osi dalam bidang literasi.

Berkarya di tempat yang agak jauh dari 'pusat Kabupaten', ternyata tidak menghambat pancaran sinar spirit literasi dari alumni Universitas Katolik Widya Mandira Kupang ini. Kru MPC dan para pegiat literasi Mabar justru menilai bahwa dari 'Lembor Selatan', ibu Osi 'sanggup' memompa spirit para tunas muda Mabar untuk menggauli dunia literasi secara intim dan intensif.

Tidak tanggung-tanggung, satu 'tantangan raksasa' mesti dihadapi oleh sang presiden dalam waktu dekat. Apa itu? Dalam rencana jangka pendeknya, Komunitas Literasi Cakrawala di Kabupaten Manggarai Barat, akan mengadakan 'Camping Literasi' perdana di SMKN Lembor Selatan. Camping yang mengusung tema: 'Literasi Berbasis Budaya Lokal' itu akan dihelat dari tanggal 7 sampai 8 Desember 2019 dan diikuti oleh sekitar 200 peserta.

Namun, perlu dicatat bahwa literasi itu kata kerja. Pembentukan Komunitas Literasi bukan tujuan, tetapi hanya sebatas sarana 'menyalurkan' hasrat berliterasi. Produk dari kerja literasilah yang dijadikan barometer keberhasilan sebuah kultur literasi yang 'termanifestasi' dalam ethos kerja.

Karena itu, pembentukan wadah dan pengurus literasi di Hotel Prundi mesti dimaknai sebagai 'ujian terhadap nyali' berliterasi. Kita tidak ingin sebagian besar waktu dan energi para pengurus, tergerus untuk membereskan hal-hal teknis-administratip seputar isu organisasional. Bagaimana pun juga, mengelola 'dapur organisasi' tidak identik dengan aktivitas literasi. Literasi membutuhkan komitmen dan kemauan yang kuat untuk tak pernah lelah dan jedah menyusuri 'jalan sunyi', dunia baca-tulis-refleksi-diskusi yang dibuktikan lewat karya konkret.

Akhirnya, kita mengucapkan selamat bertugas kepada ibu Osi selaku Presiden Literasi perdana di tanah wisata ini. Mari kita bersinergi dan berkolaborasi dalam merawat kultur literasi dalam dada para siswa kita*

*Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan politik lokal manggarai barat. Tinggal di Labuan Bajo