![]() |
(Foto/komodopos.com). |
Proficiat dari Brasil, Kalimantan dan Kupang Untuk Umat Pra Stasi St.Yosep Rangat
KOMODOPOS.com-SANO NGGOANG-Perayaan Ekaristi Kudus Penerimaan Sakramen Komuni Pertama dan Sakramen Permandian di Kapela Pra Stasi Santu Yosep Rangat, Paroki Santu Klaus Werang, Keuskupan Ruteng mendapat aplaus dan dukungan serta beragam komentar publik dari berbagai tempat, bahkan dari luar negeri.
Dari Brasil, P.Wilfrid Ribun, SVD, misalnya menyatakan dukungan moril dan spirit religius melalui akun Facebooknya di berbagai grup sosial media, Selasa (19/11) malam.
Kepada 9 anak penerima Sakramen Komuni Pertama dan 11 anak yang menerima Sakramen Permandian serta seluruh umat di 3 Kelompok Umat Basis (KUB) dalam wilayah Pra Stasi Santu Yosep Rangat. Pastor Wilfrid juga mengucapkan terima kasihnya kepada Pastor Paroki Santu Klaus Werang, Rm.Yohanes Syukur, Pr yang akrab disapa Romo Jonsy.
"Luar biasa sekali. Selamat dan profisiat bagi semua anakku dan semua koaku yg telah menerima Sakramen Ekaristi. Proficiat serta sukses selalu untuk semua keluargaku dari ketiga KUB dari Pra Stasi Rangat. Dan terimakasih banyak untuk Romo Jonsy yang telah memberikan pelayanan Sakramen Ekaristi kepada semua anak dan koaku serta seluruh keluarga dari tiga KUB Pra Stasi Santo Yosef Rangat. Salam dan doaku untukmu semua", tulis Pater Wilfrid.
Ucapan senada juga datang dari Suster Melania Albertha, KFS di Kalimantan. Kepada Komodopos.com via akun Facebooknya, Suster Melania mengaku rindu kampung halamannya, Rangat tatkala ia memirsa live video Perayaan Ekaristi Kudus di Kapela Pra Stasi Santu Yosep, Senin (18/11) kemarin.
"Kereeeenn Robert..jadi nuk beoo (rindu kampung halaman). biar toe na bae lata Rangat da iooo (biarkan orang lain mengenal kampung Rangat). Doaku untuk kalian semua di sana", tulis Suster Melania.
Sementara itu dari Kupang, mantan Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ibu Kristofora Benedikta Bantang yang akrab disapa ibu Venny Bantang menyatakan kerinduan serta ucapannya via akun Facebooknya untuk seluruh umat Katolik di pra Stasi St.Yosep Rangat. Ia bahkan meminta Pastor Paroki Santu Klaus Werang agar status pra Stasi ditingkatkan menjadi Stasi Santu Yosep Rangat.
"Stasi itu...penuh kerinduan akan kebersamaan...Semoga kita akan kembali bersenda gurau di halaman Stasi itu...", kenang Ibu Venny Bantang.
Masih banyak lagi ucapan dan dukungan moril senada yang diungkapkan oleh banyak kalangan di berbagai grup sosial media terkait kabar kesederhanaan umat Katolik serta keunikan-keunikan yang berenergi positif bagi pembangunan iman umat di wilayah pra Stasi St.Yosep Rangat itu.
Selama menjadi anggota DPRD Provinsi NTT, Ibu Benny Bantang beberapa kali datang mengunjungi umat di wilayah pra Stasi St.Yosep Rangat.
Berita Komodopos.com sebelumnya, perayaan Ekaristi Kudus Komuni Pertama di Kapela Pra Stasi Rangat menampilkan nuansa yang berbeda dalam banyak hal. Perayaan Ekaristi berlangsung sederhana namun unik dan hikdmat. Perayaan Ekaristi makin khidmat dimeriahkan oleh koor paduan suara dan musik merdu keluarga besar SDN Sangat dan sejumlah anggota mudik di pra Stasi St.Yosep Rangat.
Pertama, jumlah peserta Komuni Pertama. Sedikitnya 9 peserta/siswa-siswi SDN Rangat menerima Sakramen Komuni Pertama di Kapela Pra Stasi Santu Yosep Rangat, Senin, 18 November 2019. Bersamaan dengan Komuni Pertama, juga penerimaan Sakramen Permandian/Baptis bagi 11 anak di wilayah pra Stasi tersebut. Kesembilan peserta berasal 3 KBG yang menjadi wilayah basis umat di pra stasi tersebut, yakni KBG Rangat, KBG Lamung dan KBG Tembel.
Kedua, ada dua Pastor yang memimpin perayaan Ekaristi Kudus ini. Adalah Pastor Paroki Santu Klaus Werang, Rm. Yohanes Syukur, Pr dan Romo Silvester dari Lembor. Menurut umat setempat, ini sebuah rahmat berlimpah buat umat yang ada di pra Stasi St.Yosep Rangat. Misa berlangsung sederhana namun unik dan hikdmat.
Ketiga, kesepakatan umat dalam hal berpakaian. Seluruh umat pra Stasi itu mengenakan pakaian yang bernuansa adat Manggarai, yakni kain sarung Songke untuk laki-laki dan perempuan dewasa
pada saat Misa di Kapela.
Keempat, bahan persembahan 100% pangan lokal berupa hasil karya/jeripayah yang diambil langsung dari kebun/sawah milik umat setempat. Sebut di antaranya beraneka buah-buahan pisang dll, sayur-sayuran, beras merah hingga tepung kopi.
"Seluruh umat di wilayah pra Stasi St.Yosep Rangat telah bersepakat untuk berpakaian adat saat mengikuti Misa dan tidak diperkenankan membawa bahan persembahan yang dibeli di toko. Ini menjadi cirikhas kami di pra Stasi St.Yosep Rangat", ujar Bernadus Barat Daya, tokoh umat di Pra Stasi Santu Yosep Rangat.
Ketika menyampaikan sambutan singkatnya mewakili umat Pra Stasi Santu Yosep Rangat dalam perayaan teraebut, Barat Daya memohon kepada Pastor Paroki Santu Klaus Werang untuk mendefinitifkan pra Stasi St.Yosep Rangat menjadi Stasi otonom unruk menopang eksistensi Paroki Santu Klaus Werang.
Menanggapi permohonan Barat Daya itu, Pastor Paroki Santu Klaus Werang, Rm. Yohanes Syukur, Pr memastikan status pra Stasi St.Yosep Rangat didefenitifkan pada tahun 2020.
"Sebelumnya saya merencanakan hal ini dilakukan pada akhir tahun 2019 ini. Namun belum terwujud karena belum ada Uskup definitif di wilayah Keuskupan Ruteng. Baru saja Uskup Ruteng telah terpilih oleh Paus Fransiskus, yakni Mgr. Siprianus Hormat, Pr. Tahun 2020 saya usahakan pra Stasi St.Yosep Rangat didediniifkan menjadi Stasi segera terwujud", terang Romo Jonsy. *(Robert Perkasa)
Editor: Tri Ampera